
Menurutnya, komentar-komentar tersebut sangat mempengaruhi market kripto dan saham. Rentetan komentar itu memperkuat sinyal bahwa The Fed tidak akan segera mengubah pandangan moneternya.
“Jika otoritas moneter tersebut bertindak terlalu hawkish, maka pertumbuhan ekonomi AS bisa menjadi taruhannya,” imbuhnya.
Pergerakan aset kripto terlihat terpengaruh oleh market saham AS yang berkinerja buruk pada Selasa (27/9) lalu. Hal itu mengindikasikan investor sedang menghindari investasi aset berisiko.
BACA JUGA: Harga Kripto Turun Nggak Kira-Kira, Besok Harus Waspada
"Secara indeks saham AS sedang terpukul juga oleh komentar dari beberapa pejabat The Fed yang menegaskan pentingnya pengetatan kebijakan moneter demi meredam inflasi," ungkap Afid.
Di samping itu, market kripto terpukul oleh penguatan nilai indeks Dolar AS (DXY) yang terpantau pada pukul 13.00 WIB menyentuh level 114,69 atau menanjak 0,51% dibanding kemarin.
BACA JUGA: 3 Rekomendasi Kripto Hari Ini, Harganya Sedang Naik Tinggi
“Banyak investor yang mulai melepaskan kepemilikan kriptonya dan menghentikan akumulasi untuk beralih ke dolar AS yang jadi aset safe haven,” paparnya.
Dari sisi pergerakan nilai Bitcoin, walaupun sempat kembali menyentuh level psikologisnya di US$ 20.000, itu belum membantu untuk terus bullish. BTC akhirnya harus kembali turun.
BACA JUGA: Harga Kripto Turun Drastis, Ethereum Anjlok
Area support Bitcoin saat ini pada level US$ 18.125. Jika harga Bitcoin kembali bounce kemungkinan menargetkan kenaikan ke level US$ 19.610.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News