Pariwisata Hidupkan Ekonomi Ojek Laut Torosiaje

Pariwisata Hidupkan Ekonomi Ojek Laut Torosiaje - GenPI.co
Desa Torosiaje, salah satu pemukiman Suku bajau yang dilayani oleh ojek laut Jemris dan kawan-kawan. (Foto: KMSTOur)

Keheningan pagi pecah oleh suara mesin ketinting perahu kayu menuju sebuah dermaga mungil. Burung layang-layang yang hinggap di kabel listrik pun kaget, terbang menjauh.

Beberapa ibu rumah tangga turun dari perahu sambil membawa tas belanjaan, menyerahkan sejumlah uang ribuan lalu melangkah ke arah daratan.

"Para ibu itu dari laut mau belanja ke darat," kata Jemris (43), motoris ojek laut yang duduk di dermaga, Selasa (5/3).

Jemris yang memiliki nama asli Syukur Syairullah adalah warga Desa Torosiaje Jaya yang berada di daratan. Sedangkan ibu-ibu adalah warga Desa Torosiaje Laut yang berada di perkampungan Suku Bajau di atas laut, 500 meter dari daratan Sulawesi.

"Sabtu - Minggu adalah hari yang menyenangkan, banyak wisatawan yang datang, banyak rejeki yang kami terima," ujar Jemris sambil membetulkan letak sarung di lehernya.

Para ojek laut ini melayani penyeberangan dari dan ke dua desa tersebut, Torosiaje Laut dan Torosiaje Darat. Kedua desa ini dihuni Suku Bajau yang mengandalkan penangkapan ikan sebagai mata pencarian.

"Saya sudah tidak kuat melaut, menjadi ojek laut saja," tutur Jemris.

Para ojek laut berjumlah 22 orang. Mereka memggunakan perahu tradisional yang terbuat dari kayu dengan mesin tempel sebagai sumber tenaga. Namun yang aktif hari ini hanya 11 ojek laut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya