
Goldman Sach dalam riset terbarunya memangkas PDB China. Pertumbuhan PDB diprediksi tumbuh menjadi 7,8 persen dari sebelumnya sebesar 8,2 persen.
Diungkapkan, alasan situasi kekurangan energi dan penurunan produksi industri, yang menjadi pertimbangannya dalam memangkas pertumbuhan tersebut dan masalah utang perusahaan real estat China, Evergrande.
Kedua, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 3,7 persen, lebih rendah dari poyeksi April lalu sebesar 4,4 persen.
BACA JUGA: Kurs Rupiah/USD Melemah, Pengamat Pasar Uang Sebut AS
“Bank Dunia mengungkapkan bahwa penurunan proyeksi ini karena pada pertengahan tahun ini ekonomi Indonesia kembali terpukul akibat lonjakan kasus covid-19 varian delta,” kata Analis Saham, Nico dalam risetnya yang diterima GenPI.co, Selasa sore (28/9/2021).
Kondisi tersebut, ujar dia, mengharuskan pemerintah melakukan pembatasan ketat melalui PPKM .
BACA JUGA: Selamat Pagi Ladies, Harga Emas Antam 3 Hari Adem di Posisi Ini
“Pertumbuhan ekonomi yang mulai bangkit di kuartal II-2021 kemungkinan akan kembali melambat di kuartal III-2021,” ujar Nico.
Berikut saham LQ45 yang yang mendominasi penguatan pada hari ini antara lain ADRO, MEDC, PTBA, ITMG, UNTR. Sedangkan saham-saham yang medominasi penurunan diantaranya SMGR, MIKA, MDKA, TKIM, ASII.
BACA JUGA: Bos Indodax Angkat Bicara Soal Larangan Transaksi Kripto di China
Sepanjang perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya VRNA, BOSS, BUMI, INDY, SGER . Untuk saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya IDEA, RUNS, CSIS, TFAS, INCF. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News