GenPI.co 
Saat itu kuota yang dimiliki Farrel hanya 5-6 GB. Dia pun mencari format yang sudah dikompres.
“Ternyata ada, tetapi maslahnya adalah ukurannya sama. Jadi, enggak ada perubahan yang signifikan dari segi ukuran," kata Farrel.
Farrel yang saat itu bersekolah di SMA Negeri 8 Yogyakarta lantas melakukan riset mendalam soal impelementasi Machine Learning dan AI untuk kompresi data.
BACA JUGA: Aplikasi dan Game Terbaik di Google Play Store 2021, Keren Pol
Dia akhirnya menemukan algoritma dengan core baru yang digabungkan sudut pandang ilmu lain.
Farrel pun makin rajin mengikuti lomba. Usaha Farrel memperkenalkan produknya tidak semudah membalik telapak tangan.
BACA JUGA: Saat Google Down, Yahoo-Bing dkk Bisa Jadi Pilihan Alternatif
Dia mengalami sebelas penolakan dalam berbagai lomba karya ilmiah. Keberuntungan tiba ketika Google menemukan inovasi karya Farrel.
“Aku taruh di GitHub, akhirnya ada undangan dari Google," ujar dia.
BACA JUGA: Hari Pahlawan 2021, Ismail Marzuki Tampil di Google Doodle!
Dia pun berangkat ke markas Google di California pada 14 Februari 2017. Farrel mempresentasikan algoritma core temuannya dalam sebuah summit.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
