Bangun PLTA Upper Cisokan, PLN Kantongi Pendanaan USD 380 Juta

Bangun PLTA Upper Cisokan, PLN Kantongi Pendanaan USD 380 Juta - GenPI.co
PT PLN mengantongi pendanaan sebesar USD 380 juta untuk pembangunan PLTA Upper Cisokan. Foto: Humas PLN

GenPI.co - PT PLN (Persero) melakukan kerja sama pendanaan sebesar USD 380 juta untuk mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan dengan total kapasitas 1.040 Megawatt (MW).

Direktur Jenderal Perbendaharaan Hadiyanto mengatakan, skema penerusan pinjaman ini merupakan yang pertama bagi PLN dalam enam tahun belakangan. Terakhir kali PLN menandatangani SLA pada 2016.

Menurut Hadiyanto, kreditur fasilitas pinjaman tersebut adalah International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang merupakan bagian dari World Bank Group.

BACA JUGA:  PLN Siap Pasok Listrik 75 MW ke Smelter Feronikel Milik Antam

Selain itu, proyek PLTA Upper Cisokan juga direncanakan akan didanai oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan total pendanaan USD 230 juta dalam bentuk co-financing dengan World Bank dengan skema serupa.

“Kami sangat mendukung pembiayaan ini karena tujuannya untuk membiayai pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan PLTA Upper Cisokan yang berbasis energi baru terbarukan (EBT) dari tenaga air," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (15/3/2022).

BACA JUGA:  Viral Permainan PPLN Karantina Bandara, Polri Beri Ultimatum

Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nely menilai, dalam konteks global dan nasional pembangunan PLTA Upper Cisokan merupakan langkah yang tepat waktu dan kritikal oleh PLN dalam proses transisi energi.

Proyek ini menjawab langsung mandat Sustainable Development Goals (SDGs) terkait pemerataan akses listrik, efisiensi penggunaan energi, serta memperbesar proporsi EBT pada portofolio energi primer PLN dalam jangka panjang.

BACA JUGA:  Dirut PLN Targetkan Penggunaan Kompor Listrik Meningkat

"PLTA ini akan mengurangi ketergantungan dan sensitivitas APBN terhadap gejolak harga komoditas utama, terutama minyak dan gas. Sehingga, koefisien korelasi biaya dengan pergerakan harga minyak dan gas dapat dikurangi," tuturnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya