“Sifat tersebut memudahkan masyarakat tertipu dengan gaya hidup sebuah platform media sosial atas hasil investasi,” ungkapnya.
Faktor kedua, banyak masyarakat yang sudah mengetahui risiko dan kerugian, tetapi masih tetap nekat untuk berinvestasi legal.
“Biasanya, mereka punya pikiran untuk meraih keuntungan daripada tidak sama sekali,” tuturnya.
BACA JUGA: PPATK Ungkap Besaran Dana Investasi Bodong, Nilainya Fantastis
Faktor ketiga, masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat, terutama soal investasi.
“Selain itu, perkembangan teknologi digital yang masif, memberikan peluang bagi para investasi bodong,” paparnya.(*)
BACA JUGA: Suara Lantang DPR, Minta PPATK Bongkar Masalah Investasi Bodong
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News