"Kondisi ini dikhawatirkan akan kembali meningkatkan kasus baru covid-19 sehingga akan menekan pertumbuhan ekonomi China," ujarnya.
Dari dalam negeri, badan pusat statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Maret 2022 surplus sebesar USD 4,53 miliar.
Sementara itu, untuk neraca perdagangan secara kumulatif pada Januari-Maret 2022 juga terjadi surplus sebesar USD 9,33 miliar.
BACA JUGA: IHSG Hijau Ditopang Surplus Neraca Dagang, TLKM Diborong Asing
Surplus bulanan ini melanjutkan tren positif yang terjadi dalam kurun waktu 23 bulan ke belakang.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) menyampaikan Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) pada kuartal I 2022 tercatat 51,77 persen atau meningkat dari 50,17 di kuartal IV 2021.
BACA JUGA: IHSG Pagi Tampak Cerah, Asing Belanja Saham ASII hingga BBRI
"Hal ini memberikan indikasi manufaktur berada fase ekspansi," ucapnya.
Sepanjang perdagangan, Senin (18/4), indeks LQ45 bergerak menguat. Saham–saham yang mendominasi penguatan di antaranya MDKA, EXCL, MEDC, TINS dan INCO.
BACA JUGA: Jelang Rilis Neraca Dagang, IHSG Bakal Terpeleset ke Zona Merah
Selanjutnya, saham–saham yang mendominasi penurunan di antaranya BUKA, JPFA, MNCN, TPIA, dan ITMG.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News