
“Subsidi ini menghabiskan dana yang cukup besar, bahkan Menkeu Sri Mulyani juga mengatakan subsidi ini semakin banyak makin banyak jalan-jalannya yang kelas menengah atas. Ini disebut sebagai kecanduan lama terhadap BBM murah,” jelasnya.
Kemudian mengenai pembangunan IKN yang membutuhkan dan Rp 446 triliun dengan 20 persen pembiayaan berasal dari APBN dinilainya tidak tepat apalagi di tengah krisis global saat ini serta dampaknya yang relatif rendah terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Investor juga banyak yang mundur, sehingga janji 20 persen penggunaan APBN ini perlu di-update lagi,” kata dia. (antara)
BACA JUGA: Atta Halilintar Sedih, Sapi Raksasa 1,3 Ton Miliknya Disembelih
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News