
Hal tersebut bisa diperparah dengan kondisi kredit kian ketat, sehingga permintaan atau pengajuan permohonannya menurun atau menjadi lebih lambat.
Ema menyebut kondisi itu menciptakan kekhawatiran, ketidakpastian, dan ketakutan secara umum.
"Resesi ekonomi tidak hanya berpengaruh terhadap pemerintah, tapi juga perusahaan maupun kehidupan individu," ujarnya.
BACA JUGA: IMA Ajak Semua Pihak Bekerja Sama demi Hadapi Resesi Global
Oleh karena itu, anggaran program-program dan kegiatan prioritas dari seluruh sektor pembangunan harus dikaitkan juga dengan upaya penurunan angka kemiskinan, pengangguran terbuka, dan kesenjangan pendapatan.
Beberapa langkah untuk mengantisipasi resesi ekonomi di antaranya memaksimalkan belanja pemerintah, pemberian bantuan/stimulus bagi UMKM, dan memberikan kemudahan dalam pelayanan perizinan untuk investasi.
BACA JUGA: Hadapi Resesi 2023, Sandiaga Uno Sebut UMKM jadi Senjata Ampuh
"Pemkot Bandung juga telah menyusun program kegiatan yang menunjang terhadap pengendalian inflasi, bisa dengan mengandalkan pendapatan lewat jasa. Kita juga harus memprioritaskan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)," jelasnya,
Direktur Eksekutif Indef (Insitute for Development of Economics and Finance) Tauhid Ahmad menambahkan, perekonomian daerah akan mengalami penurunan, namun tidak separah saat awal pandemi covid-19 pada 2020-2021.
BACA JUGA: Sri Mulyani Prediksi Resesi 2023, Perhatikan 5 Kiat Aman Atur Investasi
"Sektor yang akan sangat terpengaruh adalah dari sisi ekspor dan konsumsi rumah tangga. Dari sisi ekspor turun jadi 8 persen. Investasi turun 6,1 persen, dan konsumsi rumah tangga menurun 5 peren," paparnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News