Ada Indikasi Resesi 2023, Indonesia Diperkirakan Akan Tetap Kuat

Ada Indikasi Resesi 2023, Indonesia Diperkirakan Akan Tetap Kuat - GenPI.co
ilustrasi krisis ekonomi. foto: envato elements

GenPI.co - Para pakar dan analis telah memperingatkan soal kemungkinan resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023.

Presiden ICAEW Julia Penny mengatakan perekonomian global menghadapi tantangan baru, sebagian disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, tetapi juga ada perubahan dalam lanskap ekonomi, sosial dan politik yang lebih luas.

"Inflasi yang tengah terjadi mempengaruhi banyak orang dalam skala global akibat berbagai faktor sosial ekonomi, khususnya konflik Rusia-Ukraina dan gangguan rantai pasok," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (19/12/2022).

BACA JUGA:  Dongkrak Ekonomi Jateng, PLN Selesaikan Pembangunan GIS 150 kV Tambak Lorok III

Kenaikan harga komoditas dan tarif kargo telah berhasil dikendalikan, seiring penurunan secara drastis terkait permintaan konsumen.

Meskipun ada indikasi yang jelas bahwa resesi akan terjadi, namun khusus kawasan Asia, termasuk Indonesia, diperkirakan akan tetap kuat di tengah-tengah prospek yang kurang baik.

BACA JUGA:  Perekonomian Jabar Catatkan Kinerja Positif, Bank Indonesia Beber 7 Faktor Penting

Meski begitu, Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan PDB di tahun 2023 sebesar 3,6 persen.

Walaupun kini pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,72 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III 2022, tetapi ke depannya dengan situasi global dan juga ancaman terjadinya resesi, maka Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan pada kinerja perekonomian nasional.

BACA JUGA:  Dorong Ekonomi Syariah, Prudential Syariah Teken MoU dengan PBNU

Akan tetapi, situasi ini akan perlahan membaik dengan proyeksi bertambahnya permintaan masyarakat Indonesia terhadap hasil produksi manufakturing dalam negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya