GenPI.co 
GenPI.co - Minuman berenergi berpotensi memiliki risiko gangguan jantung yang mematikan. Karena itu, orang dengan kelainan jantung bawaan dan orang yang memiliki tekanan darah yang tinggi disarankan untuk membatasi konsumsi minuman berenergi.
Penelitian terkait ini baru diterbitkan di Journal of the American Heart Association Report. Studi menunjukkan bahwa detak jantung berubah atau terganggu sedikitnya empat jam setelah mengkonsumsi minuman berenergi.
Baca juga: Heboh Penampakan Pocong di Foto Mukena Syahrini!
Penelitian dilakukan oleh University of Pacific atas 34 sukarelawan yang sehat dan bugar yang berusia antara 18 sampai 40 tahun. Peneliti menggunakan electrocardiogram untuk mengukur aktifitas listrik pada jantung sukarelawan setiap 30 menit selama empat jam setelah mengkonsumsi minuman berenergi. Mereka juga mengukur tekanan darah para sukarelawan.
Gangguan pada rentang waktu antar detak jantung itu disebabkan oleh gangguan yang kuat pada sinyal listrik yang mengendalikan jantung. Gangguan ini menyebabkan rentang waktu detak jantung menjadi lebih panjang daripada seharusnya. Hal ini menyebabkan kelainan detak jantung yang dapat berujung pada kematian. Disaat bersamaan, peneliti juga menemukan peningkatan pada tekanan darah.
Namun peneliti memastikan bahwa gangguan pada jantung itu bukan disebabkan oleh kandungan Caffeine pada minuman berenergi. Penyebab pastinya diduga ada pada kombinasi bahan-bahan pembentuk minuman berenergi.
Pemerintah Inggris sejak tahun 2018 lalu telah melarang anak-anak untuk membeli apa lagi konsumsi minuman berenergi. Merek minuman seperti Red Bull dan Monster hanya boleh dijual kepada orang dengan usia 18 tahun ke atas.
Simak juga video menarik berikut
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
