Mengintip Suka Duka jadi Jurnalis

Mengintip Suka Duka jadi Jurnalis - GenPI.co
Suka duka jadi jurnalis

GenPI.co — Apakah kamu sedang memikirkan untuk berprofesi sebagai seorang jurnalis? Biasanya, suka duka jadi jurnalis dikesankan pada sebuah pekerjaan yang ‘susah-susah, tapi membanggakan’. Wah, gimana ya maksudnya? 

Seorang jurnalis harus punya militansi tinggi, skeptis, dan siap perintah. Nah, di balik dua kata siap perintah itulah banyak risiko yang harus kamu terima sebagai seorang jurnalis. Belum lagi dituntut untuk mengenal kode etik jurnalistik berupa kemampuan penulisan berita, mencari narasumber, memahami isu, dan bisa mempertanggung jawabkan informasi yang telah didapat dan disebarkan. 

Namun, meski penuh tantangan, adalah sebuah kebanggaan bisa menjadi seorang jurnalis karena bisa memiliki pengalaman luar biasa yang tak semua orang atau profesi bisa melakukannya. Di balik itu semua, ternyata sejumlah jurnalis berpendapat, banyak pengorbanan yang mereka alami dari risiko profesinya itu. Apa saja ya?

1 Ditugaskan ke lokasi bencana atau kerusuhan

Kalau ditugaskan di tempat kerusuhan atau bencana alam, rasanya seperti itu menjadi tugas terakhir kamu menjadi seorang jurnalis, karena bahaya yang mengintai. Banyak juga kan kasus para jurnalis yang meninggal saat bertugas. Namun, jika kamu berhasil melewatinya dengan hasil peliputan yang maksimal, ini akan menjadi catatan sejarah tersendiri di hidup kamu.

2. Akhir pekan hanyalah ilusi

Bagi kamu yang kerja kantoran, menjumpai akhir pekan adalah hal yang menyenangkan. Tapi bagi sorang jurnalis, itu biasa saja, bro! Weekdays dan weekend itu seperti saudara kembar, sama saja. Jika kamu bisa pamer di social media pergi ngemall, hang out, seorang jurnalis hanya bisa pamer kegiatannya sedang bekerja, bahkan kadang tidak sempat melakukannya. Tapi kalau sudah passion, semuanya asik-asik saja.

3. Punya banyak haters

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya