Majalah Kuncung, Bobo, dan Ananda adalah yang populer pada masa itu. Lalu ada beragam komik, mulai dari komik pahlawan super lokal sampai komik agama tentang surga dan neraka. Komik-komik pahlawan super misalnya Sri Asih, Gundala, Mandala, Godam, dan si buta dari gua hantu.
Komik-komik ini termasuk tipis, hanya 15 sampai 20 halaman dan bisa dibaca dalam waktu singkat. Namun, khayalan mengenai kehebatan para karakternya terus terbayang-bayang dalam benak anak-anak, dibawa saat bermain, dipikirkan saat makan, dan dibayangkan sesaat sebelum tidur.
Bermain pukul-pukulan dengan meniru gaya para pahlawan super yang dibaca pada komik adalah hal yang lumrah pada masa itu. Anak-anak akan berlarian kesana kemari sembari membayangkan diri mereka adalah seorang pahlawan super yang sedang bertarung dan mengeluarkan jurus terhebat mereka.
Hari Minggu di masa lalu sangat seru. Dimulai dengan keluar rumah, jalan kaki atau dengan sepeda, langsung bermain atau pergi membeli komik, lalu istirahat siang yang diisi dengan makan dan membaca buku.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News