Jumat Keramat

Mau Merasakan Keberadaan Hantu? Nyanyikan Lagu ini Jelang Malam

Mau Merasakan Keberadaan Hantu? Nyanyikan Lagu ini Jelang Malam - GenPI.co
Beberapa lagu dipercaya mampu membuat hantu dan arwah penasaran mendekat. mau coba menyanyikan? (Foto: vidio.com)

Lagu Mantera Jalangkung

Ini adalah lagu yang dinyanyikan dalam ritual pemanggilan hantu atau arwah penasaran melalui media patung kayu jelangkung. Liriknya sebagai berikut: 'Jelangkung Jelangsat, Di sini ada pesta, pesta kecil-kecilan. Jelangkung Jelangsat datang tak diundang pergi tak diantar'.

Lagu ini dinyanyikan sekelompok orang yang duduk melingkar sambil memegang boneka kayu dari batok kelapa. Konon katanya, jika ritual ini berhasil yang ditandai dengan boneka kayu itu bergerak sendiri, mereka yang terlibat dalam ritual itu bisa melihat hantu sepanjang hidupnya, Hiii, mengerikan sekali, yah!

Nina Bobo

Nina Bobo adalah lagu penghantar tidur untuk bayi dan anak kecil. Biasanya ayah dan ibu atau salah satu di antaranya akan menyanyikan lagu ini hingga anaknya terlelap tidur.

Namun, konon ada kisah mencekam di balik lagi berirama lembut ini. Dikisahkan, lagu itu bermula dari seorang anak Belada yang meninggal tanpa diketahui penyebabnya. Lagu Nina Bobo adalah lagu yang diciptakan oleh sang ibu untuk mengenang anak perempuan yang bernama Helenina Mustika Van Rodjnik itu.

Beberapa peyakini, saat lagu itu dinyanyikan, sama saja mengundang arwah anak itu untuk datang mendekat. Nah loh! Masih berani menyanyikan lagu itu saat malam menjelang?

Lingsir Wengi

Lagu ini sangat kontroversial. Beberapa orang percaya lagu berbahasa Jawa ini memiliki kandungan kombinasi nada yang mampu mengundang iblis jenis Kuntilanak. Saat lagu ini dinyanyikan, iblis berwujut perempuan bergaun putih itu akan datang dan mulai tertawa cekikikan hingga membuat bulu kuduk berdiri.

Namun ada pendapat lain. Pada zaman dulu, ‘Lingsir Wengi’ menjadi salah satu bagian dari  kesenian untuk sarana dakwah, bersama dengan lakon  wayang, dengan iringan gamelan.

Lingsir Wengi mempunyai nama lain yaitu kidung Rumekso Ing Wengi yang menggunakan pakem Gending Jawa, Macapat. Pakem Durma mempunyai suasana keras, sangar, suram, kesedihan, dan sesuatu yang mengerikan dalam sebuah kehidupan manusia. Itu sebabnya lagu ini di lantunkan dengan nada yang lembut dan menyayat hati.

Konon, Sunan Kalijaga sering menyanyikan lagu ini setelah sholat, yang dipercaya untuk menolak laba dan mencegah mahluk halus datang yang ingin mengganggu. Pada lirik berbahasa Jawa ini bila diartikan kedalam bahasa Indonesia, merupakan sebuah panjatan doa kepada Tuhan.

BACA JUGA: Hilang Tahun 2009, Pendaki ini Hantui Jalur Tekhelan di Merbabu

Asereje

“Astereje haa rejee….” Di erah 2000-an awal, lagu ini bertahan cukup lama di chart tangga lagu global dunia. Astereje kerap terdengar di stasiun televisi khusus lagiu seperti MTV. Di radio-radio, lagu ini juga menyebar seperti wabah.

Lagu ini dinyanyikan duo penyanyi perempuan yang menamakan grup mereka sebagai Las Ketchup. Irama yang rancak dengan bahasa spanyol yang cepat membuat lagu Astereje begitu menarik didengar.

Namun lagi-lagi, syair lagu ini dianggap sebagai pemujaan terhadap iblis dan adalah bagian dari ritual pemanggilan arwah. Astereje menjadi bagian dari prosesi pemanggilan arwah oleh Suku Assab yang tinggal di tepi barat laut Afrika.  Mereka dikatakan melakukan ritual gelap itu tiap hari Jumat.

Bagaimana apakah kamu masih berani menyanyikannya?

Video heboh hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya