GenPI.co 
GenPI.co - Iklan politik akan dibatasi di dunia maya. Twitter dengan tegas menolak kehadiran iklan berbau politik di platformnya. Facebook, masih akan menerima iklan politik dengan catatan tertentu. Sementara Google, berencana membatasi iklan politik di YouTube dan Google Search.
Cara Google mengimplementasikan sedikit berbeda. Melalui blog resminya, Google mengumumkan bahwa mereka tetap akan menerima iklan politik dan tetap membiarkan pengiklan bisa terus menargetkan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lokasi.
BACA JUGA: 'Perang' China-AS, Server Google Pindah, Bikin Susah Diakses?
Namun, Google tidak akan mengizinkan iklan kampanye politik yang secara khusus menargetkan penggunaannya berdasarkan kecenderungan politiknya.
Bahasa jelasnya, Google akan menolak iklan politik yang ‘to the point’ mengajak masyarakat untuk memilih si pengiklan. Rencananya, kebijakan baru Google ini akan diberlakukan pertama kalinya di Inggris.
BACA JUGA: Viral, Ada Pocong Mata Merah Terekam di Google Maps!
"Kami menyadari bahwa dialog politik yang kuat adalah bagian penting dari demokrasi, dan tidak ada yang dapat menilai secara adil setiap klaim politik, tuntutan balik, dan sindiran," tulis Google dalam blognya, seperti dilansir dari CNBC, Jumat (22/11).
Jalan tengah yang dipilih Google terkait iklan politik dirasa sangat logis. Induk perusahaan Google, Alphabet, mendapatkan 84 persen pendapatannya dari iklan yang sebagian besar berasal dari "search ads". Jumlahnya terus meningkat dari platform video YouTube. (cnbc)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
