Millennial of the Week

Angkie Yudistia, Beri Harapan pada Kaum Difabel lewat Thisable

Angkie Yudistia, Beri Harapan pada Kaum Difabel lewat Thisable - GenPI.co
Angkie Yudistia. (Foto: Instagram/ @angkie.yudistia)

GenPI.co - Mengulik salah satu sosok milenial inspiratif di jajaran staf khusus Presiden Joko Widodo, pesona Angkie Yudistia jangan sampai lewat. Stafsus Presiden bidang sosial itu mencuri perhatian berkat kecerdasan dan kiprahnya untuk masyarakat minoritas, khususnya kaum difabel.

Jauh sebelum ditunjuk Jokowi mengisi kursi stafsus, Angkie sudah lebih dulu dikenal sebagai aktivis sekaligus sosiopreuner. Di balik paras cantiknya, perempuan penyandang disabilitas ini telah berhasil membuktikan diri ke masyarakat dengan prestasi dan perjuangannya untuk mewujudkan mimpi kaum difabel.

Dirinya boleh saja memiliki keterbatasan, namun  perempuan berhijab kelahiran Medan pada 5 Mei 1987 sukses mendirikan sebuah perusahaan bernama Thisable Enterprise. Itu adalah sebuah lembaga yang mewadahi dan memberdayakan kelompok disabilitas agar memiliki keterampilan, dan menyalurkannya ke dunia kerja.

BACA JUGA: 5 Potret Angkie Yudistia, Stafsus Presiden yang Modis dan Cantik

Sebelum mendirikan lembaga ini pada tahun 2011, Angkie pernah bekerja di beberapa perusahaan besar seperti IBM Indonesia dan Geo Link Nusantara. Di tahun yang sama, ia menelurkan sebuah buku berjudul "Perempuan Tunarungu Menembus Batas." Buku keduanya yang berjudul "Setinggi Langit" terbit di pasaran selang dua tahun kemudian. Terakhir di tahun 2019, Angkie meluncurkan buku ketiganya berjudul "Become Rich as Sociopreneur".

Dalam sebuah kesempatan, Angkie mengatakan  kelompok disabilitas masih kesulitan dalam memperoleh pekerjaan. Angkie berharap lewat keberadaan Thisable Enterprise, kalangan disabilitas mampu bersaing dalam dunia kerja sehingga perekonomian mereka dapat terangkat dengan baik.

Sempat tidak Pede

Angkie sendiri tidak tuli dari lahir. Saat usia 10, tahun ia mengalami sebuah insiden. Kala itu itu ia menderita penyakit tifus dan mendapatkan pengobatan yang salah. Dampaknya pendengarannya mulai menghilang sejak saat itu.

Kehilangan pendengan  sempat membuatnya kehilangan percaya diri. Namun, dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat, terutama sang ibu, secara perlahan berhasil membangkitkan semangatnya.

Angkie menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Bogor. Kemudian ia melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di fakultas komunikasi di London School of Public Relations Jakarta. Di kampus ini pula perempuan yang dikenal gemar menulis tersebut meraih gelar masternya pada 2010.

Angkie terus berkarya mewujudkan satu demi satu mimpinya. "Aku tahu sulitnya mendapatkan pekerjaan. Mengerti rasanya dengan bagaimana harus bertahan hidup di antara sulitnya akses menjadi minoritas," tutur Angkie dalam sebuah wawancara.

BACA JUGA: 3 Shio ini Wajib Waspada, Ketidakberuntungan Datang di Tahun 2020

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya