Een Sukaesih: Teguh Mengajar dalam Segala Keterbatasan

Een Sukaesih: Teguh Mengajar dalam Segala Keterbatasan - GenPI.co
Een SUkaesih mengajar anak didiknya sambil berbaring lantaran lumpuh. (Foto: Dok.Liputan 6)

Keterbaratasan bukan menjadi penghalang. Itulah yang menggambarkan sosok Een Sukaesih, seorang guru yang tetap ulet  dirinya meskipun menderita kelumpuhan. Perempuan yang lahir di Sumedang, 10 Agustus 1963 ini menderita penyakit Rheumatoid arthritis (RA).  Itu merupakan penyakit autoimun kronis dan progresif yang membuat seluruh tubuhnya lumpuh sejak usianya 24 tahun.

Wanita ini sempat mengenyam pendidikan di IKIP Bandung yang kini bernama UPI Bandung. Een juga pernah diterima menjadi CPNS dan sempat mengajar di sebuah SMP di Cirebon, namun dia mengundurkan diri dari calon pegawai negeri sipil karena penyakitnya itu.

Keterbatasan yang dimiliki Een rupanya tak menghalangi impiannya untuk menjadi seorang guru. Een tetap berjuang untuk mengajar anak-anak di lingkungan sekitarnya di Dusun Batu Karut, RT 01 RW 05 Cibereum Wetan, Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat.

Awal mula Een memberikan bimbingan belajar adalah ketika ada seorang anak tetangga yang betanya kepadanya tentang soal pekerjaan rumah yang tidak bisa dikerjakan. Lama-kelamaan semakin banyak anak-anak yang datang untuk diajari oleh Een. Akhirnya kamar tidur Een menjadi tempat bimbingan belajar.

Ketika mengajar, Een menerangkan pelajaran sambil berbaring di atas dipan. Een hanya bisa memberi penjelasan secara lisan, karena tangannya tidak bisa digerakkan. Dari belajar otodidak melalui berbagai buku, hampir semua pelajaran SD hingga SMA mampu dijelaskan oleh Een.

Een mengakui, sumber kekuatannya untuk tetap bertahan adalah dari anak-anak didiknya. Di usianya yang tak muda lagi Een memang masih melajang. Namun, hidupnya selalu d ikelilingi anak-anak didiknya yang menyayanginya.

Sejak kecil dirinya memang memiliki cita-cita untuk mewujudkan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Itulah yang memotivasi Een untuk tetap bersemangat memberikan yang terbaik untuk orang banyak, khususnya untuk murid-muridnya.

Een menghembuskan nafas terakhir pada Jumat 12 Desember 2014 di usia 51 tahun. Meski telah tiada, namun kisah hidup Een yang penuh inspirasi menjadi teladan bagi banyak orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya