
"Erin kenal dekat dengan Edo? orangnya gimana?," tanya lembut Ibu Rina
"Banget bu, aku nggak pernah lepas dari dia, baik cuma agak pendiem, aku juga tau hobi dia dengerin musik dan baca buku," ucapku bersemangat
"Erin, ibu mau nunjukin sesuatu buat kamu," sambil memberikan sebuah buku kecil berwarna biru tua.
"Ini kan buku Edo bu, kok ada di ibu? " tanyaku bingung
"Iya ini buku milik almarhum Vitto Edo Putra," jawab Ibu Rina berusaha menenangkan.
Vitto Edo Putra adalah orang yang aku biasa panggil dengan nama Edo. Sosok yang menjadi korban bully disekolah ini hingga merenggut nyawanya. Edo jatuh dari lantai tiga sekolah karena didorong oleh teman sekelasnya.
Sama denganku 5 tahun lalu rupanya Edo merupakan siswa pindahan dari Surabaya. Karena cukup sulit beradaptasi dengan orang sekitar rupanya ia lebih suka menyendiri dengan membaca buku dan mendengarkan musik.
Setelah bimbingan konseling, aku menyadari ternyata Edo yang aku kenal baik dan selalu menemaniku tidaklah nyata. Ia sama denganku, seseorang yang tidak memiliki teman. Kami yang selalu merasa sepi di tengah keramaian.
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News