DEAR DIARY

Arka Sayang, Kenapa Kamu Melupakanku? Aku Benci Tapi Juga Rindu

Arka Sayang, Kenapa Kamu Melupakanku? Aku Benci Tapi Juga Rindu - GenPI.co
Arka Sayang, Kenapa Kamu Melupakanku? Aku Benci Tapi Juga Rindu. Foto: Pixabay

Cukup lama aku diam, hingga akhirnya aku menjawabnya, "kenapa aku?". "Aku ndak tau, suka-suka Tuhan memberi rasa, La. Aku cuma bisa merasakannya," katanya.

Tentu, aku senang mendengarnya. Setelah itu, kami menikmati air terjun tanpa bicara. Hening, damai, menyenangkan sekali. Tak terasa, cukup lama kami berada di sini dan aku sangat bahagia. 

Karena sudah hampir sore, kami memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Di sepanjang perjalanan pulang, kami juga tak saling bicara. Aku memeluk tubuhnya, sebagai isyarat bahwa aku nyaman saat bersama dirinya. 

Hari berjalan seperti biasanya, kami bekerja secara profesional. Komunikasi juga tetap lancar untuk urusan pekerjaan. Hingga suatu hari, di hari libur Tahun baru, Arka mengirim sebuah pesan padaku. 

"Aku ditugaskan di cabang. Kita akan jarang bertemu. Aku sudah menerima surat pemindahan kerja. Aku akan selalu menyayangimu, La," tulisnya.

Aku membaca pesan itu dengan mata berkaca-kaca. "Aku merasakan hal yang sama", aku hanya mampu membalas pesannya begitu karena hati dan pikiranku mendadak kacau.

Namun, setelah ia pindah di kantor cabang yang berada sangat jauh dari Jakarta. Tak sekali pun ia menghubungiku. Aku tak tahu, apa yang sebenarnya terjadi.

Yang ku tahu, suara-suara air terjun saat pertama kali kami pergi kencan selalu terngiang saat aku berada di tempat sepi. Banyangannya selalu ada, meski aku tak pernah meminta. Arka memang lain dan tak ada yang lain. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya