
Seperti pesannya yang ia tulis di surat dan ia kirimkan melalui kantor pos. Seperti ini tulisannya;
"Fidh, kita memang tak seumur, tapi bolehkah kita berdua sampai berumur?"
Membaca surat darinya, aku seperti dimantera, dibuatnya senyum-senyum sendiri tanpa aba-aba. Amay memang pandai membuatku senyum.
Jadwal keberangkatanku ke Solo pun tiba. Aku memilih keberangkatan malam, supaya sampai di Solo pagi harinya.
Aku juga membawa beberapa macam hadiah untuk Amay, seperti boneka gajah kesukaannya, biji bunga matahari, dan juga jepit rambut untuknya. Semua aku simpan rapi di dalam kotak berwarna kuning.
Tak terasa, kereta begitu cepat membawaku ke Solo, tempat Amay berada. Aku ingin langsung menuju rumahnya.
Namun, biar ku coba untuk menanyakan keberadaannya lebih dulu.
"Mayy nduttttt, kamu di mana?" Tanyaku.
"Aku di kampus fidh, ini mau kelas," jawabnya.
"Siap grakk, ya udah gih kelas dulu, semangatttttt!!!!!!" balasku.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News