Dear Diary

Sepucuk Surat yang Tak Pernah Sampai Kepada Kekasih: Aku Rindu!

Sepucuk Surat yang Tak Pernah Sampai Kepada Kekasih: Aku Rindu! - GenPI.co
Surat kepada kekasih. (Foto: Elements Envato)

Sejak itu, aku bertekat bekerja sekeras mungkin, semampu-mampunya, demi bisa bersamamu dan keluarga besar kita bergembira dalam Tea Pai, sebelum kemudian mengucap sumpah sehidup semati.

Namun rencana yang telah kita susun bersama seketika goyah, oleh sebuah dering telepon yang kuterima 7 hari lalu. Dari seberang, suaramu begitu lemah, mengatakan kalau dirimu telah diisolasi bersama puluhan warga lain. Engkau menjadi salah satu yang terjangkiti virus baru bedebah bernama corona.

Aku meraung-raung di depan rumah sakit, bersikeras ingin bertemu dengamu. Para petugas menahanku dengan kuat, sambil menatap dengan iba. Mereka takut aku ikut tertular. Namun, separuh diriku berada di dalam sana, merintih sembari berusaha bernapas dalam kesakitan.

Aku diperbolehkan melihatmu, tapi lewat sebuah jendela kaca sempit, berjubel bersama puluhan orang lain yang ingin melihat kerabat mereka yang seruangan denganmu. Ingin kupecahkan saja jendela itu, lalu menghambur padamu, merangkulmu dengan erat sembari berbisik bahwa aku selalu ada untukmu.

BACA JUGA: Bi Ima Bikin Aku Terkulai Lemas Namun Puas

Aku ingin duduk tepi ranjang itu, meremas hangat jemarimu yang lentik, sembari memilin ujung rambutmu yang lemas namun mengkilap.

Bahkan maut pun tidak punya hak untuk menghetakputuskan jalinan kasih yang susah payah kita bentuk. Tidak!

Lalu aku mnemukan diriku memandang kosong pada sebuah peti bercat abu yang terpaku rapat. Kesadaran seketika tercerabut beserta akarnya. Sebab dunia begitu kejam memisahkan aku dengan cintaku, belahan hatiku, separuh hidupku.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya