Ini Filosofi Tarian Mistis Sintren

Ini Filosofi Tarian Mistis Sintren - GenPI.co
Seorang penari sintren menari di atas kurungan. (Foto: negeriku Indonesia)

Bukan Indonesia jika tidak memiliki beragam budaya warisan leluhur. Salah satunya yang harus dilestarikan adalah Tarian Sintren. Pertunjukan tarian mistis yang berasal dari Cirebon konon melibatkan roh bidadari saat dipertontonkan.

Asal muasal tarian Sintren ini berasal dari sebuah legenda percintaan Sulandono dengan Sulasih. Namun kisah cinta mereka tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso, ayah dari Sulandono. Akhirnya, Sulandono bertapa dan Sulasih memilih menjadi seorang penari dan mereka bertemu di alam gaib.  

Dalam pertunjukan Sintren sang penari harus dalam keadaan suci atau perawan. Jika tidak maka roh sang bidadari tidak mau merasuki tubuh penari tersebut. Sebelum penari menunjukkan aksinya, dia akan diikat menggunakan tali dan dimasukkan ke dalam kurungan yang sempit dengan ditutup kain.

Kemudian si pawang akan membacakan mantra sambil diiringi musik dan lagu Kembang Terate, Gulung-Gulung Klasa, Turun Sintren, Simbar Pati, Kilar Blatar dan lainnya. Lagu dan musik yang mengiringinya dipercaya dapat mendatangkan roh bidadari. Setelah si pawang selesai membacakan mantra, kurungan dibuka dan ajaibnya si gadis penari itu sudah berubah cantik dengan kostum penari menggunakan kacamata hitam. Lantas si gadis pun menari dengan gemulainya.

Meskipun tarian ini terkesan mistis, ada sebuah filosofis yang terkandung di dalamnya. Dalam kehidupan, manusia lahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa sehelai benang. Sementara kurungan tersebut melambangkan dunia dan tali merupakan sebuah lambang ikatan batin kepada Tuhan. Tarian ini biasa dipertontonkan jika ada acara budaya tertentu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya