Bolehkah Aku Memiliki Rasa Ini Kepada Sahabatku, Reynan?

Bolehkah Aku Memiliki Rasa Ini Kepada Sahabatku, Reynan? - GenPI.co
ilustrasi: persahabatan (sumber : pixabay)

Kemudian aku turun di salah satu cafe bernama Union di daerah Senayan. Disitu aku sendiri menatapi malam dengan sepotong kue red velvet kesukaanku.

Tidak ada yang menghampiri, hanya mbak-mbak pelayan yang menanyakan menu kepadaku. Ya, aku membohongi mereka agar Elin tersenyum dan merasa tidak terganggu.

Akhirnya jam menunjukkan pukul 23.00 WIB, saatnya aku pulang. Aku berada di depan Plaza Senayan sambil menunggu taxi. 

Taxi tak kunjung datang, kemudian ada mobil Honda Jazz merah menghampiriku. Tin.. Tin.. Suara nyaring khas klakson milik Reynan. Dia bertanya kemana orang yang aku temui.

Aku cuma bisa berbohong sambil berkata "ehhh..aaa..anu dia duluan," Sahutku.

Reynan langsung memberiku tumpangan. Ceweknya pun masih terlihat sinis melihatku. 

Ini tanda-tanda akhir persahabatanku yang indah dengan pujaan hatiku. Benar saja, kekasihnya sekarang seperti melarang kami untuk saling bertemu.

Aku sedih karena harus kehilangan orang yang aku sayangi sebagai sahabat dan kekasih. Kami sudah jarang bertemu, bahkan di kelas pun dia sedikit dingin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya