Cek Ana yang Resah, Sebab Adab Bersantap Tak Lagi Dijunjung

Cek Ana yang Resah, Sebab Adab Bersantap Tak Lagi Dijunjung - GenPI.co
Nyimas Nurjannah, kerap disapa Cek Ana yang resah dengan cara bersantap masa kini yang meminggirkan adab bersantap warisan leluhur.

Acara perjamuan makan ini biasanya akan berlangsung dua sampai empat sesi. Pada setiap giliran makan di masing-masing hidangan yang dipersiapkan untuk 8 orang. Mereka menyantap bagian mereka dalam waktu yang sesuai, tidak terlalu lama, karena mereka tahu masih ada tamu lain yang menunggu giliran.

Cek Ana yang Resah, Sebab Adab Bersantap Tak Lagi DijunjungAdab bersantap. (Foto: Islami.co)

Sementara untuk acara di dalam rumah adat Limas yang lantainya berundak-undak, para bangsawan dan tokoh agama diminta makan di undak paling atas. Makanan akan disajikan oleh tuan rumah langsung dari dapur. Lalu  salah satu wakil tuan rumah berkeliling antar hidangan membawa teko dan baskom kecil untuk cuci tangan.

Sama seperti pada acara perjamuan di luar ruang, perjamuan di dalam ruang juga terjadi dalam beberapa giliran. Kesempatan terakhir disediakan kepada para anak muda yang membantu tuan rumah dalam sesi jamuan. 

Cek Ana sudah jarang melihat acara perjamuan seperti itu di Palembang masa sekarang. Para tamu undangan dijamu makan dengan cara berdiri mengantri. Kearifan lokal di mana tuan rumah meninggikan tamu dianggapnya telah kikis diterjang jaman. Demikian pula dengan kebiasaan para tamu yang menghargai tamu lainnya, ikut pupus tersapu waktu 

“Sekarang maunya yang instan,” ujar cek Ana lirih kepada GenPI.co.

Bagaimanakah masa depan kearifan lokal ini seperti ini? Masih ada orang yang akan melestarikannya? Mungkin bisa dimulai dari kamu. Ya, kamu, traveler andalan GenPI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya