Liputan Khusus

Fasilitas Ini yang Membuat Perpustakaan Nasional Tak Pernah Sepi

Fasilitas Ini yang Membuat Perpustakaan Nasional Tak Pernah Sepi - GenPI.co
Gedung Perpustakaan Nasional menghadirkan fasilitas yang nyaman bagi pengunjung. (Foto: Kompas.com)

GenPI.co – Digadang-gadang sebagai simbol peradaban baru, keberadaan perpustakaan nasional tak hanya sebatas ruang baca. Perpustakaan yang diresmikan pada September 2017 telah menjadi tempat persinggahan segala literasi, baik membaca dan menulis. Hal ini dipicu karena fasilitas yang tersedia sangatlah lengkap, nyaman dan friendly. Pengunjung pun  betah berlama-lama.

“Sejauh pengamatan saya, anak-anak yang berkunjung ke perpustakaan nasional bukan hanya sekadar baca buku. Tapi mereka mencari fasilitas lainnya kayak internet gratis, tempat duduk yang enak, lingkungan yang nyaman,” ujar Yeri Nurita, Kepala Layanan Buku Langka saat berbincang dengan GenPI.co belum lama ini.

Baca juga: Meningkatkan Kembali Minat Baca yang Merosot 

Yeri menjelaskan perpustakaan yang terdiri dari 24 lantai tersebut menawarkan ciri khas masing-masing. Koleksi buku-buku yang tersedia juga berbeda di setiap lantainya. Pada beberapa lantai memiliki keunikan tersendiri, seperti pada lobi yang menawarkan wifi kencang, kemudian lantai 24 dengan konsep lounge yang bisa melihat pemadangan kota Jakarta dan Monas dari ketinggian.

Ada pula lantai 19 dengan ruangan multimedia yang menyediakan 100 komputer yang bisa digunakan siapapun dengan ruang baca yang sangat nyaman. Sementara lantai 21 dan 22 terkenal sangat friendly bagi milenial sebab desain ruangan yang instagramable, ditambah dengan koleksi bacaan populer dan fasilitas lainnya seperti wifi kecepatan tinggi dan tempat charger.

“Jadi mereka datang ke sini itu bukan semata-mata untuk baca buku. Jadi kita gak bisa bilang bahwa dia baca buku cuman sekian jam. Tapi mereka bisa berlama-lama dari pagi sampai sore membuka hape karena kan disini enak,” jelas Yeri.

Bagi pengunjung yang ingin mengadakan rapat, perpusnas juga memiliki ruang studi yang bisa digunakan untuk diskusi. Di ruangan ini sangat cocok pula untuk pengunjung yang sedang menyusun kaya ilmiah atau skripsi karena situasi yang hening dan tenang. Menurut Yeri saat ini fungsi perpustakaan nasional sudah berubah total. “Jadi bukan sekadar melayani buku bacaan tapi memang disediakan untuk kegiatan masyarakat,” sambungnya.

Lebih lanjut Yeri menambahkan, perpustakaan nasional saat ini menawarkan dua sistem, yakni closed access dan open access. Untuk layanan closed access hanya untuk koleksi buku tertentu seperti manuscript yang berada lantai 9, kemudian lantai 14 untuk koleksi buku langka. Sedangkan untuk anak-anak dan difabel disediakan lantai khusus dengan fasilitas yang mendukung, yakni di lantai 7.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya