Sajikan Kultur dan Budaya, Festival Komodo 2018 Meledak

Sajikan Kultur dan Budaya, Festival Komodo 2018 Meledak - GenPI.co
Para Peserta Opening Ceremony di Festival Komodo 2018 Labuan Bajo. Foto : Kemenpar

LABUAN BAJO – Festival Komodo 2018 berlangsung sukses dan meriah. Perhelatan yang juga masuk ke dalam Calender of Event (CoE) 2018 Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu berhasil menyajikan kultur budaya seluruh nusantara nan cantik dan berwarna. Bertempat di Lapangan Sepakbola Kampung Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ribuan orang tumplek blek di acara puncak yang digelar dari tanggal 5 hingga 10 Maret 2018, mendatang. Acaranya sangat keren dan meledak.

“Festival Komodo ini sangat luar biasa. Acara ini memberikan ruang lebih bagi daerah lain untuk mengenalkan budayanya. Nuansa ini sangat indah. Keberagaman dan toleransi masih terawat sangat baik, ini sangat menarik bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, atraksi-atraksi ini harus terus terjaga dan terus berkembang,” kata Ketua Tim CoE Kemenpar, Esthy Reko Astuti.

Esthy memaparkan, acara ini juga punya sajian menarik dan kelas dunia. Festival yang digelar di salah satu 10 destinasi prioritas Kemenpar Labuan Bajo itu tidak hanya menjadi replika nusantara. Keberagaman dunia juga dihadirkan. Kolaborasi budaya dari beragam etnik ini, semakin memperkuat karakter festival.Nah, kalau pata traveller mau menyaksikan Festival Komodo 2018, belum telat kok. Sebab, event keren ini akan terus berlangsung hingga 10 Maret nanti.

Dalam acara pawai di hari Senin (5/3), ada paguyuban seni Reog Ponorogo, paguyuban Bima, Makassar, Flores Timur, dan masih banyak lagi yang unjuk gigi. Wisatawan Mancanegara dan nusantara terlihat semringah menyaksikan perhelatan tersebut. Ini membuktikan Festival Komodo dan Labuan Bajo sangat ramah untuk daerah lain. Para seniman diberikan kesempatan untuk unjuk kebolehan di acara tersebut.

Atraksi menawan dari berbagai daerah ini terbukti mampu menyedot wisatawan. Termasuk saat Parade Patung Komodo. Wisatawan mancanegara maupun nusantara, membludak di venue festival. “Sekarang sudah ada penerbangan langsung ke Labuan Bajo bisa dengan Garuda Indonesia dan Batik Air. Jadi, wisatawan tidak perlu khawatir jika ingin datang ke Labuan Bajo,”kata wanita berhijab itu.

Esthy juga menilai acara ini sangat bagus karena beragam budaya bersanding saling melengkapi. Kolaborasi menjadi salah satu value dari festival yang turin digelar setiap tahun ini. Sekadar informasi, parade Patung Komodo ini dimulai dari depan Rumah Sakit Siloam. Rombongan besar mulai bergerak pukul 15.00 WITA. Para turis bahkan rela berdiri berdesakan di sepanjang jalan sambil mengabadikan momen tersebut.

Tidak sedikit pula yang selfie dan langsung meng-uploadnya ke media sosial. Yup, venue Festival Komodo memang memiliki koneksi internet sangat bagus. Parade Patung Komodo juga menghadirkan kebudayaan lokal NTT. Yaitu tarian caci (tari perang). Tarian ini dimainkan anak laki-laki. Dengan semangat, mereka memperihatkan gerakan-gerakan berperang khas NTT.

Dalam acara Opening ceremony juga keren. Dalam acara tersebut Tari Nunundake Kreasi ditampilkan. Tari ini dibawakan 80 kids jaman now asal SMP se-Labuan Bajo.  Seluruh pengunjung kemudian disajikan ritual adat Kapu Manuk. Ritual ini memakai kendi dan ayam putih sebagai simbol kesucian. Menarik guys. Turis-turis pun terkesima.Usai ritual, penampilan selanjutnya adalah peragaan busana Paguyuban Nagekeo. Dengan kostum adat khas NTT mereka juga membawakan tari Nagekeo. Belum selesai kekaguman wisatawan, Paguyuban Ngada langsung beraksi. Ciri khas dari paguyuban ini adalah membawa parang plus baju adat khas Ngada.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya