Selain Hasilkan Sampah, Konsumsi Air Mineral Tak Lantas Sehat

Selain Hasilkan Sampah, Konsumsi Air Mineral Tak Lantas Sehat - GenPI.co
Ilustrasi air mineral.(Foto: Tribunnews)

Gaya hidup masyarakat saat ini menggangap mengonsumsi air mineral paling. Sebab, ada anggapan, proses filterasi air kemasan itu membuatnya mendekati murni. Namun benarkah demikian?

Proses filterasi memang berhasil mengilangkan sebagian besar zat berbahaya. Namun penurunan kualitas air justru terjadi ketika air sudah berada dalam kemasan. Air mineral tersebut kerap terjemur di bawah sinar matahari, kotor dengan debu dan disimpan dalam ruangan gelap dan lembab.

Selain  air mineral berkontribusi terhadap penumpukan sampah plastik. Sebab tak sedikit masyarakat yang berperilaku seenaknya setelah minum. Kemasannya dibuang begitu saja sehingg berdampak buruk pada lingkungan.

Baca juga: Kurangi Sampah, Komunitas ini Bikin Sedotan dari Bambu

Boy Abidin, Dokter Spesialis Obstetru dab Ginekologi mengatakan, Air yang biasa kita minum sehari-hari belum tentu terjamin kehigienisan dan kualitasnya.  “Secara ilmu fisika, air minum layak dikonsumsi jika bersih, tidak berbau, tak berasa, dan tidak berwarna. Mengandung pH tertentu (secara kimia), dan bebas bakteri e-coli (secara biologis), serta tak tercemar radioaktif,” ungkap Boy, usai menghadiri sebuah acara di Jakarta Pusat, Rabu (20/2).  

Selain itu, menurutnya karena ada kemungkinan air minum dalam kemasan tersebut mengandung mikroplastik yang melepaskan senyawa kimia, berupa logam berat. Dampaknya tentu tidak sehari dua hari langsung terlihat. Tapi kesehatan di jangka panjang.

Dalam mencegah resiko kesehatan, ia menyarankan untuk menggunakan pemurni air minum yang terbukti aman. Menggunakan alat pemurni air yang sudah banyak dijual di pasaran juga menjadi upaya untuk penyelamatan lingkungan. Sebab, bisa mengurangi jumlah sampah plastik air kemasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya