GenPI.co 
Film Bumi itu bulat adalah penyegaran baru dalam dunia perfilman Indonesia. Film yang tayang perdana pada 11 April itu membuat penonton melupakan sejenak nuansa horor dan cinta-cintaan yang belakangan ini selalu jadi warna utama.
Bumi itu Bulat menyajikan hal lain. Sesuatu yang di depan mata; masalah toleransi.
Selain jalan ceritanya yang ‘anti mainstream’ dibanding yang sudah umum, Bumi itu Bulat juga enyimpat beberapa fakta menarik. Apa saja kah itu? Berikut ulasan singkat GenPI.co untuk kamu.
Baca juga: Menyoal Toleransi dalam Bumi itu Bulat
Menceritakkan Toleransi
Beragam perbedaan disajikan dalam film ini melalui konflik yang seru dan kompleks. Film yang diperankan oleh anak-anak millennial ini bertujuan untuk memberikan dampak positif mengenai sebuah toleransi. Dalam film tersebut penonton diajak merasakan sebuah emosi pada setiap adegan yang diperankan.
“Film ini dibuat bukan untuk mengadu domba. Yaitu untuk Menjaga toleransi bukan mengadu domba,” ungkap Cristine Hakim salah satu inisiator dalam film Bumi itu Bulat, Selasa (2/4).
Banyak pesan moral di dalamnya
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
