Rekor, Joko Widodo 5 Kali Menang Pemilihan

Rekor, Joko Widodo 5 Kali Menang Pemilihan - GenPI.co
Joko Widodo

GenPI.co — “Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu kembali bersama-sama membangun Indonesia, bersama-sama memajukan negara Indonesia, Tanah Air kita tercinta,” kata Presiden Joko Widodo menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (27/6) malam.

Kutipan pidato Jokowi itu menandai kemenangannya sebagai presiden terpilih yang berpasangan dengan wakil presiden terpilih Kiai Ma’ruf Amin, setelah MK menolak gugatan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Joko Widodo bisa disebut sebagai satu-satunya tokoh di Indonesia yang memegang rekor pemenang pemilihan sebanyak lima kali, mulai dari pemilihan wali kota, gubernur hingga presiden. Capaian rekor langka itu pastinya bukan jatuh dari langit, tapi dilalui dengan perjuangan panjang dan melelahkan.

Karir politiknya dimulai saat suami dari Iriana itu terpilih sebagai Wali Kota Solo periode tahun 2005-2010 berpasangan dengan F.X Hadi Rudyatmo yang diusung oleh PDI Perjuangan. Alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, itu kemudian terpilih lagi menjadi wali kota untuk kedua kalinya untuk periode 2010-2015.

Namun, Jokowi tidak melanjutkan periode kedua dan menyelesaikan jabatannya sebagai wali kota tahun 2012. Jokowi yang lahir di Solo, 21 Juni 1961 itu kemudian maju pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang saat itu berpasangan dengan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok tahun 2012.

Tidak disangka, politikus PDI Perjuangan dengan latar belakang pengusaha mebel itu kemudian kembali menang melawan calon petahana, Fauzi Bowo, yang berlangsung dalam dua putaran.

Itu merupakan kemenangan ketiga Jokowi dalam kontestasi politik khususnya dalam pemilihan kepala daerah. “Blusukan” atau turun langsung kepada masyarakat di pelosok merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang dilakukan Jokowi selama memimpin Solo.

Menurut dia, hal itu merupakan salah satu cara meraih hati masyarakat sehingga dari awalnya pengusaha mebel biasa yang tidak dikenal, mengantarkan dirinya menjadi pemimpin di Solo. Ciri khas tersebut juga ia terapkan di DKI Jakarta, padahal kondisi daerah berbeda dengan Solo dan masyarakat yang lebih banyak dan dinamika yang lebih kompleks.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya