
"Misalnya kasus di Aceh dan saat ini dengan kasus sparatisme di Papua," ucap pria 51 tahun ini.
BACA JUGA: Mahfud MD Beri Pengumuman Penting, KKB Papua Bersiaplah!
Senada dengan Budiman, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan menilai apa yang dilakukan pemerintah China.
Dia menyebut langkah Beijing itu untuk memberikan efek jera dan mematikan potensi separatisme di etnis Uighur ini.
“Meskipun dianggap oleh dunia internasional sebagai pelanggaran HAM, namun langkah Pemerintah China justru ingin menyelamatkan masyarakat yang lebih banyak,” tutur Ken Setiawan.
Dia juga menyebut di China adalah kelompok bernama GICT (Groupe Islamiste Combattant Tunisien).
Kelompok ini berafiliasi dengan kelompok-kelompok internasional, salah satunya adalah partai Islam di Turkistan.
Meski kerap dituding melanggar, namun apa yang sedang dilakukan oleh pemerintah Chun adalah memerangi gerakan terorisme.
“Tindakan terorisme bukan hanya menghancurkan fisik, tapi juga menghancurkan mental, dan yang jelas negara tidak aman,” pungkas Ken(JPNN/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News