Nyali PBB Mendidih, Ada Tentara Bayaran Jadi Ancaman di Afrika

Nyali PBB Mendidih, Ada Tentara Bayaran Jadi Ancaman di Afrika - GenPI.co
Milisi bersenjata di Libya. Foto: Reuters.

Gencatan senjata Oktober mengarah pada pembentukan pemerintah sementara bersama, yang mengambil alih kekuasaan pada Maret, dan ditugaskan untuk menyatukan negara yang terpecah dan mengarahkannya melalui pemilihan presiden dan parlemen pada 24 Desember 2020 lalu.

Adapun, embargo senjata PBB terhadap Libya, yang dilaporkan para ahli PBB baru-baru ini terus dilanggar, Kubis mengatakan misi PBB terus menerima laporan kargo senjata dan pasokan militer yang tiba di pangkalan militer di barat, timur dan selatan.

UNSMIL juga terus menerima laporan tentang benteng dan posisi pertahanan yang didirikan di sepanjang poros Sirte-Jufra serta kegiatan pelatihan angkatan udara, katanya.

Kubis menerangkan UNSMIL juga melaporkan bahwa kemajuan dalam membuka jalan dari kota strategis Sirte, pintu gerbang ke ladang minyak utama negara dan terminal ekspor, terhenti.

“Penundaan lebih lanjut dalam membuka kembali jalan pekerjaan bertentangan dengan upaya untuk membangun kepercayaan antara kedua belah pihak dan dapat merusak upaya untuk memajukan implementasi perjanjian gencatan senjata, untuk memajukan transisi politik,” ungkap dia.

Sementara, PBB memperkirakan pada bulan Desember ada setidaknya 20.000 pejuang asing dan tentara bayaran di Libya, termasuk Suriah, Rusia, Sudan, dan Chad.

Para diplomat menyampaikan pembicara pada pertemuan dewan informal pada akhir April mengatakan ada lebih dari 20.000, termasuk 13.000 warga Suriah dan 11.000 warga Sudan.

BACA JUGA: Ekspansi Korea Selatan Bangun Alutsista Perang, Canggihnya Wow!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya