
Gelombang kedatangan pasukan AS di era Presiden Barack Obama pada 2009 membantu mendorong kembali Taliban tetapi itu tidak bertahan lama.
Pada 2014, pada akhir tahun paling berdarah sejak 2001, pasukan internasional NATO mengakhiri misi tempur mereka.
NATO menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada tentara Afghanistan.
BACA JUGA: Afganistan di Ambang Perang Saudara, Menhan Inggris pun Ultimatum
Itu memberi momentum kepada Taliban dan mereka merebut lebih banyak wilayah.
Menurut PBB, Afghanistan memiliki populasi pengungsi terbesar ketiga di dunia.
BACA JUGA: Awas! Ancaman Terorisme 9/11 Bikin Amerika Waspada
Sejak 2012, sekitar lima juta orang telah melarikan diri dan tidak dapat kembali ke rumah, baik mengungsi di Afghanistan atau berlindung di negara-negara tetangga.
Penelitian Brown University juga menempatkan pengeluaran AS untuk konflik, termasuk dana militer dan rekonstruksi di Afghanistan dan Pakistan, sebesar USD978 miliar .
BACA JUGA: Ukraina Tantang Rusia, Amerika Diajak Nimbrung
Nilainya lebih dari Rp14.000 triliun. Dan semua itu tersedot hingga 2020.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News