GenPI.co 
Ketika kembali ke tengah masyarakat tanpa bisa bergabung dengan partai, akan dianggap sebagai orang bermasalah.
"Itu berarti Anda tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan itu akan menjadi masalah ketika mencoba untuk menikah. Pada akhirnya, saya diserang secara seksual," kenangnya.
Selain itu, Jennifer juga harus bertahan hidup dengan tidak lebih dari tiga sendok jagung sehari, dia menderita kekurangan gizi.
BACA JUGA: Aturan Gila Kim Jong Un, Rakyat Tak boleh Tertawa 11 Hari
Yang paling parah, Jennifer dipaksa menjalani aborsi tanpa anestesi. Rasa sakit yang diterimanya luar biasa dahsyat.
"Itu masih menghantuiku hari ini. Saya tidak hanya masih berjuang secara mental, tetapi saya juga tidak dapat memiliki anak," tambahnya.
BACA JUGA: Geger, Kim Jong Un Berseru Soal Loyalitas Militer kepada Negara
Penderitaan akan terus dialami setiap hari. Tiada hari tanpa penyiksaan.
Untuk urusan pembalut sekali pun, para tentara wanita harus mencari kasa bekas.
BACA JUGA: Selir Kim Jong Un, Antara Impian atau Kutukan
Ketika kain kasa tidak tersedia, mereka terpaksa menggunakan footwraps, yang dikenakan tentara di sepatu bot mereka.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
