
Namun para pejabat juga mewaspadai bahwa melakukan pembunuhan yang ditargetkan di Gaza atau Tepi Barat bisa memicu tembakan roket ke kota-kota Israel.
Laporan itu mengatakan bahwa, sebaliknya, setiap pembunuhan yang ditargetkan lebih mungkin terjadi di negara-negara lain di wilayah tempat para pemimpin Hamas tinggal, dengan Lebanon dan Qatar sebagai contoh.
Laporan itu mengatakan target dapat mencakup Saleh al-Arouri, wakil pemimpin kelompok teror yang berpindah-pindah di Qatar, Turki dan Lebanon.
BACA JUGA: Hamas Bersumpah Membakar Kota-kota Israel via Aksi Bom Bunuh Diri
Al Arouri sendiri bertanggung jawab atas operasi Tepi Barat.
Surat kabar itu juga menyebut Zaher Jabarin, seorang tokoh senior di Hamas yang bertanggung jawab atas keuangannya.
BACA JUGA: Perangi Rusia, Tentara Bayaran Israel Join dengan Resimen Azov
Laporan itu mengatakan bahwa Hamas diperkirakan telah diperingatkan tentang potensi dimulainya kembali pembunuhan yang ditargetkan, oleh badan-badan intelijen dari sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah.
Pasukan keamanan Israel telah melakukan banyak operasi pembunuhan yang ditargetkan selama 74 tahun sejarah negara itu.
BACA JUGA: Tindakan Berani Ibu Negara AS, Mendadak Muncul di Ukraina
Penggunaan alat tersebut mencapai puncaknya selama Intifada Kedua di awal 2000-an, ketika pasukan Israel menghabisi para pemimpin Hamas dalam upaya untuk menghentikan gelombang serangan di kota-kota Israel.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News