Kunjungan Jokowi ke China Dinilai Penting, Pengamat Beber Hal Ini

Kunjungan Jokowi ke China Dinilai Penting, Pengamat Beber Hal Ini - GenPI.co
Arsip foto - Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan bilateral di Port Moresby, Papua Nugini, di sela-sela KTT APEC 2018 (17/11/2018). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres RI/aa. ANTARA/HO-Biro Pers Setpres RI

GenPI.co - Pengamat politik China Tang Qifang menanggapi kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara Tirai Bambu pada 25-26 Juli 2022.

"Kunjungan Widodo ke China menunjukkan posisi netral dan seimbang negara-negara di Asia Tenggara yang diwakili oleh Indonesia terhadap China dan Amerika Serikat," ujarnya, seperti dikutip media setempat, Jumat (22/7/2022).

Menurut dia, kunjungan Jokowi itu sangat penting bagi hubungan bilateral kedua negara, apalagi Jokowi bakal menjadi kepala negara pertama di dunia yang mengunjungi China seusai Olimpiade Musim Dingin.

BACA JUGA:  Kapal Perang China Tantang Armada Tempur Amerika Serikat, Dahsyat

Pada kunjungan mendatang, Presiden Jokowi akan diterima oleh Presiden Xi Jinping dan Perana Menteri Li Keqiang di Beijing.

"Kunjungan Widodo sangat penting karena dua kepala negara tidak bisa saling mengunjungi hampir tiga tahun akibat covid-19," kata Tang, peneliti pada China Institute of Internatonal Studies.

BACA JUGA:  Ngerinya Jaringan Global Mata-mata China, Pembangkang Dibungkam

Dia memprediksi kunjungan Jokowi tidak hanya mendorong peningkatan kerja sama bilateral perdagangan dan ekonomi China-Indonesia dan China-ASEAN, melainkan juga mendorong terciptanya perdamaian dan stabilitas global.

"Kerja sama ekonomi dan perdagangan akan menjadi topik yang sangat penting. Kedua belah pihak kemungkinan besar akan membuat pencapaian praktis karena kerja sama semacam itu sangat dibutuhkan dalam pemulihan ekonomi bilateral dan regional," kata Tang, seperti dikutip Global Times.

BACA JUGA:  Marques Bolden Bongkar Penyebab Indonesia Kalah Lawan China

Meskipun momentum kerja sama China-Indonesia cukup kuat seiring dengan peningkatan volume perdagangan bilateral di tengah dampak covid-19, Tang melihat Indonesia masih berada di bawah tekanan kenaikan harga bahan pokok internasional dan inflasi domestik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya