
Banyak personel militer yang memamerkan peralatan militer AS yang tertinggal dalam ketergesaan penarikan Washington yang kacau balau.
Sebagai penguasa baru Afghanistan, Taliban telah menerapkan kembali versi keras hukum Islam mereka di negara miskin itu, dengan perempuan diperas dari kehidupan publik.
Namun terlepas dari pembatasan dan krisis kemanusiaan yang semakin dalam, banyak warga Afghanistan mengatakan mereka senang pasukan asing yang mendorong pemberontakan Taliban telah pergi.
BACA JUGA: Rezim Taliban Ngamuk ke Pakistan Gegara Drone AS Lalu-lalang di Langit Kabul
"Kami senang bahwa Allah menyingkirkan orang-orang kafir dari negara kami, dan Imarah Islam telah didirikan," kata Zalmai, seorang warga Kabul.
Penarikan pasukan pada tengah malam saat 31 Agustus dimulai tahun lalu mengakhiri perang terpanjang Amerika, yakni intervensi militer yang dimulai setelah serangan 11 September 2001 di New York.
BACA JUGA: Taliban Kembali Mengingkari Janji, Perempuan Afghanistan Makin Babak Belur
Sekitar 66.000 tentara Afghanistan dan 48.000 warga sipil tewas dalam konflik itu. Selain itu total 2.461 tentara AS juga tewas dalam perang selama 2 dekade itu.
Lebih dari 3.500 tentara dari negara-negara NATO lainnya juga tewas.
BACA JUGA: PBB Kuak Kondisi Perempuan Afghanistan di Bawah Taliban, Sedih!
"Beban perang di Afghanistan, bagaimanapun, melampaui Amerika," kata militer AS Selasa (30/8).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News