Kebijakan yang disebut glasnost (bebas berbicara) itu mendorong kemunculan kritik terhadap Partai Komunis dan negara. Kondisi itu tentu sesuatu yang sebelumnya tidak terpikirkan.
Di sisi lain, kebijakan itu juga memicu keberanian kelompok nasionalis untuk mulai mendesak kemerdekaan di republik-republik Baltik, seperti Latvia, Lithuania, dan Estonia.
Ketika gelombang protes prodemokrasi melanda negara-negara komunis dalam blok Soviet di Eropa Timur pada 1989, dia tidak menggunakan kekuatan untuk mengatasinya.
BACA JUGA: Soal Gencatan Senjata Rusia-Ukraina, Kecerdasan Jokowi Disebut
Uni Soviet lalu terpecah selama dua tahun berikutnya setelah mengalami kekacauan dan Gorbachev berjuang sia-sia mencegah keruntuhan itu.
Banyak orang Rusia sulit memaafkan Gorbachev atas kekacauan yang muncul dari kebijakan reformasinya.(*)
BACA JUGA: Vladimir Putin Menantang Perang Negara Barat, Begini Ucapannya
Simak video pilihan redaksi berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News