GenPI.co - Gambia meluncurkan kampanye dari rumah ke rumah untuk melakukan menarik peredaran sirup obat batuk dan pilek yang dipersalahkan atas kematian lebih dari 60 anak.
Dilansir dari The Associated Press, Jumat (7/10), Direktur Kesehatan Dr. Mustapha Bittaye mengonfirmasi gelombang kematian anak akibat cedera ginjal akut.
Tragedi ini mengirimkan gelombang kejut ke seluruh negara berpenduduk 2,4 juta orang itu dan di seluruh dunia.
BACA JUGA: Bukan Hiu Putih, Predator Lautan Sebenarnya Berhasil Dikuak Ilmuwan!
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menanggapi peristiwa tersebut, dengan mengatakan telah bekerja dengan pemerintah Gambia untuk menyelidiki penyebab kasus dan kematian sejak Agustus.
“WHO telah mengeluarkan peringatan produk medis untuk empat obat terkontaminasi yang diidentifikasi di Gambia yang berpotensi terkait dengan cedera ginjal akut dan 66 kematian di antara anak-anak,” katanya, Rabu (5/10).
BACA JUGA: Tak Mau Ikut Wajib Militer Berperang Melawan Ukraina, Rapper Rusia Nekat Bunuh Diri
Keempat obat tersebut adalah sirup obat batuk dan pilek yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited di India, kata WHO.
Ditambahkannya, meskipun produk yang terkontaminasi sejauh ini hanya terdeteksi di Gambia, obtat tersebut mungkin telah didistribusikan ke negara lain.
Badan kesehatan PBB itu mengatakan sedang melakukan penyelidikan dengan perusahaan dan otoritas pengatur di India.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News