
Yusov mengatakan panggilan ke hotline meningkat pesat sejak serangan Kharkiv, dan terus meningkat sejak itu.
“Saat itu, kami mulai menerima panggilan tidak hanya dari tentara yang berada di wilayah Ukraina sebagai bagian dari pasukan invasi.” katanya kepada Freedom TV Ukraina.
Yusov menambahkan, telepon juga datang dari mereka yang baru saja dimobilisasi dan masih berada di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Tak Mau Ikut Wajib Militer Berperang Melawan Ukraina, Rapper Rusia Nekat Bunuh Diri
'Dalam beberapa minggu, kami telah menerima lebih dari 2.000 permintaan seperti itu.'
Sekitar 370.000 warga sipil Rusia juga telah meninggalkan negara asal mereka daripada menghadapi kemungkinan direkrut, menurut negara-negara tetangga.
BACA JUGA: Pasukan Ukraina Memukul Balik, Jalur Pasokan Rusia dalam Ancaman
Sebagian besar telah menuju ke Kazakhstan, di mana kementerian dalam negeri di sana mengatakan bahwa sekitar 200.000 telah tiba hanya dalam dua minggu.
Sebanyak 93.000 lainnya telah pergi ke Georgia, outlet berita Rusia Fontanka melaporkan, sementara Uni Eropa mengatakan 66.000 menuju ke wilayahnya yakni Finlandia, Estonia, latvia dan Lithuania.
Mongolia, yang berbatasan dengan Rusia di timur jauh, mengatakan 16.000 orang telah tiba di sana.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News