
Pakar keamanan siber menduga para peretas menyasar orang-orang berpengaruh di pemerintahan asing untuk lebih memahami ke arah mana kebijakan Barat terhadap Korut.
Kelompok peretas, yang oleh para peneliti dijuluki sebagai Thallium atau Kimsuky telah lama menggunakan surel untuk melakukan spear phishing.
Mereka mengelabui target agar memberikan kata sandi atau membuka lampiran atau tautan yang mengandung malware (piranti lunak penyusup).
BACA JUGA: Korea Selatan dan AS Tembakkan Rudal, Balas Aksi Korut
Spear phising tidak dilakukan dengan cara mengirim surel secara masif dan acak, tetapi menargetkan calon korban tertentu.
Biasanya teknik ini dilakukan setelah beberapa informasi dasar tentang calon korban dimiliki, seperti nama dan alamat.
BACA JUGA: Pasukan Korea Selatan Gelar Latihan Pertahanan, Antisipasi Aksi Agresif Korut
Namun sekarang, tampaknya kelompok peretas itu mencoba strategi baru, yaitu meminta peneliti atau pakar lain untuk memberikan pendapat atau menuliskan laporan.
Dari surel-surel tersebut, beberapa isu yang diminta ialah perihal reaksi China jika Korut melakukan uji coba baru senjata nuklir dan apakah akan ada pendekatan yang "lebih lunak" terhadap "agresi" Korut.
BACA JUGA: Di Bawah Bayang-bayang Rudal Nuklir Korut, Biden Tiba di Jepang
"Para peretas sering berhasil dengan metode yang sangat, sangat sederhana ini," kata James Elliott dari Microsoft Threat Intelligence Center (MSTIC). (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News