Catatan Dahlan Iskan soal Mohammed bin Salman: Riyadh Muda

Catatan Dahlan Iskan soal Mohammed bin Salman: Riyadh Muda - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Bagi penumpang dari Indonesia lahirnya Riyadh Air membuat pilihan semakin banyak. Terutama untuk tujuan umrah, ke Eropa atau pantai timur Amerika. Juga untuk terbang ke Afrika dan pantai timur Amerika Latin seperti Rio de Janeiro.

Untuk tujuan-tujuan tersebut lewat Qatar, Dubai, Abu Dhabi, Oman atau kelak lewat Riyadh sama saja. Lima bandara itu letaknya di sekitar situ-situ juga.

Saya pernah ke Amerika lewat Qatar, Dubai, dan Abu Dhabi. Ke Eropa lewat Oman. Tidak ada bedanya. Tinggal lewat Riyadh yang belum. Dua kali lewat Riyadh hanya untuk ke Madinah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Vladimir Putin: Bisikan Partner

Belakangan saya lebih sering memilih Emirates karena pesawatnya: Airbus 380. Emirates memang pemilik terbanyak pesawat yang belum bisa mendarat di Indonesia itu.

Tapi jenis pesawat A380 sudah tidak  diproduksi lagi. Riyadh Air memilih Boeing 787 Dreamliner. Tidak ada yang istimewa. Japan Airlines atau All Nippon Airways sudah lama memilikinya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Sopir Truk: Cinta Cilaka

Mungkin Riyadh Air akan memainkan desain interiornya. Agar sama-sama 787 tapi beda rasa.

Itu terlihat di pengaturan interiornya A380. Saya pernah naik A380 dari Frankfurt ke Beijing. Milik South China Airlines. Rasanya begitu beda dengan pesawat sejenis milik Emirates. Emirates bisa mendesain A380 begitu mewahnya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tunggu Buldozer

Keunggulan yang akan dimainkan Riyadh Air adalah bandaranya. Kemegahan bandara Dubai Anda sudah tahu. Jauh mengalahkan Abu Dhabi, Muscat di Oman, maupun Doha di Qatar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya