Catatan Dahlan Iskan: Safari Nanjing

Catatan Dahlan Iskan: Safari Nanjing - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Saya minta maaf pada mereka yang bukan Islam: kok bikin janji di masjid. Mereka justru berterima kasih. Punya pengalaman baru. Kami pun beruntung.

Tak lama kemudian datang seorang muda. Langkahnya bergegas. Sibuk. Ternyata ia dosen salah satu mahasiswa kami itu. Mereka bertegur sapa. Dosen tadi ternyata pengurus masjid.

Maka kami pun diajak keliling masjid. Pak Dosen menjelaskan sejarah masjid yang asalnya masjid tua. Sudah 300 tahun. Ketika masjid itu harus dibongkar, beberapa bagian masjid dibawa ke sini.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat Tiongkok: Safari Tianjin

Termasuk mihrab-nya. Saya jelaskan bahwa sebagian kami bukan Islam. Apakah boleh ikut masuk. Agar bisa ikut menerima penjelasan.

"Ikut semua. Gak masalah," katanya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Safari Tiongkok

Ruang besar lantai bawah ini penuh meja bundar. Dengan 10 kursi di setiap mejanya. Meja dilapisi plastik tipis pertanda akan ada makanan di atasnya.

Di meja-meja itulah jamaah akan berbuka puasa. Di sebelah barat bangunan ada halaman terbuka kecil. Ada dua pohon besar. Ada dua meja yang juga dikelilingi kursi.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal DPR Malaysia: Penyamun Bohong

Kami pilih duduk di halaman itu. Akan berbuka di situ. Lalu datanglah imam masjid ke halaman itu. Masih muda. Ia pakai semacam jas panjang warna hitam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya