Catatan Dahlan Iskan: Safari Tsinghua

Catatan Dahlan Iskan: Safari Tsinghua - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Benny masuk SMA di Singapura. Lalu S1 sudah di Tsinghua. Pun S2. Dan kini menempuh S3. Semua di bidang otomotif.

Saya memanggil Benny dengan panggilan Xiao Huang. Dik Huang. Marganya memang Huang. Masih mempertahankan tetap bujangan tanpa pacar. 

Maka Xiao Huang pun jadi rebutan: di-bully teman-temannya. Ia cuek. Terus tersenyum.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Safari Djauhari

Xiao Huang berkeinginan untuk bekerja dulu setelah menjadi doktor otomotif. Di luar negeri. Setidaknya dua tahun. Setelah itu ia ingin bisnis. Ingin merintis sesuatu yang baru untuk Indonesia.

Selama makan malam kami ngobrol. Dialog. Banyak pertanyaan. Dua mahasiswa asal Surabaya. Empat dari Tangerang. Dari Purwokerto. Dari Pontianak. Pekanbaru. Dari Kalsel. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Safari Aladin

Kami lebih banyak ngobrol dalam bahasa Mandarin. Mayoritas 20 orang itu Tionghoa. Sudah punya modal bahasa Mandarin sebelum ke Tsinghua. Bahkan yang dua orang sekolah SMA-nyi di Hangzhou.

Kini ada 75 orang mahasiswa Indonesia di Tsinghua. Tiap tahun jumlahnya terus meningkat. Ini menandakan kepintaran anak-anak Indonesia kian diakui. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Safari Nanjing

Tsinghua adalah universitas ranking 14 di dunia. Pejabat tinggi Tiongkok umumnya lulusan Tsinghua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya