
GenPI.co - China mengeluarkan pujian langka kepada pemerintahan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada hari Kamis atas perintahnya yang melarang operasi perjudian online yang meluas dan dijalankan oleh China.
Dilansir AP News, Marcos menuduh beberapa orang terlibat dalam kejahatan termasuk penipuan keuangan, perdagangan manusia, penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan.
Hubungan antara China dengan Filipina di bawah Marcos telah tegang sejak ia mengizinkan perluasan kehadiran militer AS di negara itu berdasarkan pakta pertahanan tahun 2014 dan permusuhan antara pasukan mereka mulai berkobar di Laut Cina Selatan yang disengketakan tahun lalu.
BACA JUGA: Mengikuti Visi Xi Jinping, China Bergerak Memacu Perekonomian yang Melambat
Sebuah kampanye Filipina untuk mengungkap tindakan agresif China di perairan yang disengketakan melalui pers untuk mendapatkan dukungan internasional telah memicu perang kata-kata yang pedas.
Perintah Marcos dalam pidato kenegaraannya hari Senin yang segera melarang semua organisasi perjudian daring yang dikelola China, yang diperkirakan berjumlah lebih dari 400 di seluruh Filipina dan mempekerjakan puluhan ribu warga negara China dan Asia Tenggara, dikeluarkan di tengah tindakan keras pemerintah yang sedang berlangsung yang didukung oleh Beijing.
BACA JUGA: Bersama China, Ukraina Mencari Titik Temu untuk Mengakhiri Perang dengan Rusia
China, melalui kedutaan besarnya di Manila, terlambat menyambut langkah Marcos.
"Kami yakin keputusan ini menyuarakan seruan rakyat Filipina dan melayani kepentingan bersama rakyat kedua negara," kata pernyataan Kedutaan Besar China yang dikeluarkan Kamis malam di Manila.
BACA JUGA: Presiden Filipina Perintahkan Tutup Industri Perjudian Online yang Dikelola China
"China siap untuk melanjutkan kerja sama penegakan hukum yang kuat dengan Filipina dan melindungi keselamatan dan kesejahteraan kedua bangsa dengan lebih baik." (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News