
GenPI.co - Pada hari Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow sedang berupaya mencari cara untuk menanggapi jika AS dan sekutu NATO-nya mengizinkan Ukraina menyerang jauh ke dalam Rusia dengan rudal jarak jauh Barat.
Dilansir AP news, Putin mengatakan kepada TV pemerintah Rusia bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat bagaimana Moskow akan bereaksi, tetapi kementerian pertahanan telah mempertimbangkan berbagai pilihan.
Rusia telah berulang kali memberi isyarat bahwa mereka akan melihat serangan semacam itu sebagai eskalasi besar.
BACA JUGA: Didukung Aset Rusia, G7 Terus Maju Berikan Pinjaman USD 50 Miliar untuk Ukraina
Pemimpin Kremlin memperingatkan bahwa Moskow akan "berperang" dengan AS dan negara-negara NATO jika mereka menyetujuinya, dengan mengeklaim infrastruktur dan personel militer dari blok tersebut harus dilibatkan dalam penargetan dan penembakan rudal.
Ia memperkuat pesan tersebut dengan mengumumkan versi baru doktrin nuklir yang menganggap serangan konvensional terhadap Rusia oleh negara nonnuklir yang didukung oleh kekuatan nuklir sebagai serangan bersama terhadap negaranya, sebuah peringatan yang jelas bagi AS dan sekutu Kyiv lainnya.
BACA JUGA: Korea Utara Kirim Pasukan ke Rusia, Apa Artinya Bertempur dengan Ukraina?
Putin juga menyatakan bahwa dokumen yang direvisi tersebut memperkirakan kemungkinan penggunaan senjata nuklir jika terjadi serangan udara besar-besaran, yang membuka pintu bagi potensi respons nuklir terhadap serangan udara apa pun, sebuah ambiguitas yang dimaksudkan untuk menghalangi Barat.
Para pemimpin Ukraina telah berulang kali mengatakan bahwa mereka memerlukan izin untuk menyerang depot senjata, lapangan udara, dan pangkalan militer yang jauh dari perbatasan untuk memotivasi Rusia agar mengupayakan perdamaian.
BACA JUGA: Lintasan Perlawanan Ukraina terhadap Rusia Bergantung pada Hasil Pemilu AS
Sebagai tanggapan, pejabat pertahanan AS berpendapat bahwa rudal tersebut jumlahnya terbatas, dan bahwa Ukraina telah menggunakan pesawat nirawak jarak jauhnya sendiri untuk menyerang target yang lebih jauh ke Rusia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News