GenPI.co - Gubernur New York Andrew Cuomo blak-blakan soal kebijakan lockdown di wilayahnya. Dia mengaku menyesal dan ingin mengubah sikap.
Kebijakan lockdown ini dipicu dari masih tingginya kasus virus Corona (Covid-19) di Amerika Serikat. Hingga Minggu (29/2020), Amerika Serikat mencatatkan kasus terbanyak di dunia, yakni 123.750 kasus di mana 2.227 meninggal.
BACA JUGA: Italia Menderita, Lockdown Corona Picu Penjarahan Besar
Lalu disusul Italia dengan 92.472 kasus di mana 10.023 orang meninggal dan China yang mencatatkan 81.439 kasus, di mana 3.300 orang meninggal dunia.
New York yang menjalankan kebijakan lockdown dibuat makin sempoyongan. Ada 53.455 kasus yang tercatat di sana. Dari angka itu, 883 orang meninggal.
BACA JUGA: Cantik dan Glowing Alami Tanpa Oplas. Siapa Mau?
Sang Gubernur langsung menyebut lockdown New York menjadi tidak masuk akal dan anti-Amerika. Cuomo mengatakan, lockdown New York membuat pasar saham ambruk. Ekonomi AS lumpuh.
Malahan ada kemungkinan tidak bisa pulih selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. “Lockdown melumpuhkan sektor keuangan,” katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News