.webp)
Sumber daya di beberapa rumah sakit pun sangat terbebani. Hal itulah yang membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperketat lockdown.
"Jika tidak mengambil langkah segera dan sulit, kita akan mencapai ujung jurang," kata Netanyahu dalam sambutan publik kepada kabinet, Kamis (24/9).
Peraturan baru mengharuskan semua bisnis dan tempat kerja ditutup selama dua pekan.
BACA JUGA: Gatot Nurmantyo Secara Tidak Langsung Menuduh Gus Dur PKI
Aturan tersebut berlaku mulai Jumat (25/9). Namun, peraturan itu tidak berlaku bagi bisnis dan tempat kerja yang dianggap sangat vital.
Di sisi lain, keputusan Netanyahu memperketat lockdown mendapatkan tentangan dari beberapa tokoh.
Di antaranya ialah Menteri Keuangan Israel Katz dan Gubernur Bank of Israel Amir Yaron.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Keuangan, kerugian yang ditimbulkan dari lockdown terbaru mencapai 35 miliar shekel atau sekitar Rp 151 triliun.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News