GenPI.co 
GenPI.co - Masa depan hubungan diplomatik dan keuangan antara Iran dan Korea Selatan dipertaruhkan karena Perdana Menteri Chung Sye-kyun menuju ke Teheran untuk pembicaraan selama tiga hari.
Korea Selatan selama bertahun-tahun telah memblokir setidaknya $ 7 miliar uang Iran di bank-banknya karena khawatir akan terkena sanksi ekonomi yang keras yang mulai diberlakukan Amerika Serikat secara sepihak pada Iran pada 2018.
BACA JUGA: Angin Surga Iran ke Kapal Siluman Pembelah Lautan Korea Selatan
Dilansir Aljazeera, Minggu (11/4/2021), Chung dijadwalkan bertemu dengan Wakil Presiden Pertama Es'haq Jahangiri, Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf, penasihat pemimpin tertinggi Ali Larijani, dan Presiden Hassan Rouhani.
Sebelumnya, Iran dituduh melakukan penyanderaan ketika merebut kapal Korea Selatan pada Januari karena 'pencemaran lingkungan' di perairannya.
Namun, otoritas Iran membantah tuduhan itu dan menuduh Korea Selatan menyandera uang negaranya, dan mendesak mereka untuk mengizinkan pengadilannya menyelidiki masalah tersebut.
Sebagai informasi, uang tersebut tampaknya terkait erat dengan nasib Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia yang secara sepihak ditinggalkan AS pada Mei 2018.
Peserta JCPOA yang tersisa yakni Iran, China, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.webp)
