Sejarah Parang Karso Pakualaman (1)

Hubungan Presiden Soekarno dan Paku Alam VIII

Hubungan Presiden Soekarno dan Paku Alam VIII - GenPI.co
Ruangan Parang Karso, yang menjadi saksi bisu perjuangan Soekarno-Hatta dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (Foto: Asep)

Pura Pakualaman yang menjadi pusat dari kegiatan Kadipaten Pakualaman atau pemerintahan tertinggi nomor dua di Yogyakarta, banyak menyimpan sejarah. Salah satunya adalah ruangan Parang Karso, yang menjadi saksi bisu perjuangan Soekarno-Hatta dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kerabat Gusti Putri Paku Alam X, B.R.Ay. Indrokusumo atau yang akrab disapa Kanjeng Indro menceritakan sejarah bagaimana cerita saat kedua proklamator tersebut singgah di Pura Pakualaman. Kanjeng Indro sendiri sudah tinggal di Pura Pakualaman bersama keluarganya, sejak masa pemerintahan Paku Alam VIII.

“Ruang Parang Karso ini dulunya pernah disinggahi oleh Bung Karno dan Bung Hatta, pada masa setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pada saat itu kan Bung Karno dan Bung Hatta masih belum punya wilayah kekuasaan, sehingga banyak negara, salah satunya Belanda yang mempertanyakan. Oleh karena itu Sultan dan Paku Alam Jogja memberikan bantuan, ini loh wilayah Jogja yang murni kekuasaan Indonesia dan telah merdeka,” ungkap Kanjeng Indro.

Menurut keterangan Kanjeng Indro, Bung Karno dan Bung Hatta sempat tinggal cukup lama di Parang Karso, yakni sekitar 17 minggu, pasca kemerdekaan 17 Agustus 1945. Selama tinggal di Pura Pakualaman, keduanya banyak menyusun strategi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah memindahkan ibukota Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta.

“Di Parang Karso ini keduanya banyak melakukan kegiatan, seperti yang di ruangan tengah itu kantornya atau ruang rapatnya. Pada saat itu Gusti Paku Alam VIII banyak membantu secara finansial, karena Bung Karno dan Bung Hatta itu meminta perlindungan dari pihak keraton dan juga kadipaten Pakualaman. Karena alasan tertentu, mereka akhirnya kita tampung sementara di Parang Karso ini,” jelas Kanjeng Indro.

Kanjeng Indro berpendapat, peran Kadipaten Pakualaman terlihat jelas lewat sejarah Parang Karso. Kadipaten Pakualaman menjadi penghubung antara pihak keraton dengan kedua proklamator Indonesia tersebut. Meski demikian, peristiwa sejarah ini masih belum banyak diangkat.

“Jadi sebetulnya peran Kadipaten Pakualaman dan Gusti Paku Alam VIII untuk upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat besar. Karena secara finansial dan proteksi Gusti Paku Alam VIII banyak sekali membantu,” ujar Kanjeng Indro.

Saat ini ruangan Parang Karso masih digunakan untuk rapat atau pertemuan tertentu yang diadakan oleh pihak Kadipaten Pakualaman. (bersambung)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya