GenPI.co 
Ada peringatan kewaspadaan yang disebut. Di sisi lain, dia juga meminta masyarakat tenang dan tidak panik.
Meski meningkatkan kewaspadaan, hingga saat ini Indonesia belum menerapkan pembatasan sosial.
Sejumlah sekolah juga masih melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) meski pun Pemprov DKI Jakarta telah menutupi sementara 11 sekolah yang terindikasi terpapar covid-19.
BACA JUGA: Wabah Omicron Mengintai, Yogyakarta Masih Dipadati Pengunjung
Untuk diketahui, kasus Omicron di Indonesia dilaporkan mengalami penambahan. Mayoritas adalah para pelaku perjalanan luar negeri.
“Indonesia pertama kali kita teridentifikasi Omicron pertengahan Desember, tapi kasus kita mulai naiknya di awal Januari," kata Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet RI pada Senin, 17 Januari 2022.
BACA JUGA: Kabar Buruk, Kasus Omicron Pertama Terjadi di Malang Raya
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebutkan walaupun Omicron kenaikannya lebih cepat, tetapi tingkat pasien yang dirawat di RS lebih rendah 30 hingga 40 persen dari Delta.
“Jadi walaupun kenaikannya lebih cepat dan tinggi, jumlah kasusnya akan lebih banyak dan naik penularannya lebih cepat, tapi hospitalisasinya lebih rendah,” katanya.
BACA JUGA: Meski Bisnis Berjalan Normal, PHRI Bogor Tetap Waspada Omicron
Estimasinya, antara 35 hingga 65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup tinggi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
